e-bootooth's

Sabtu, 11 April 2009
Titanic Tenggelam, Tapi Mengapa Gunung Es tetap mengapung???
Mengapa Es Batu mengapung?
Bukankah benda padat umumnya lebih berat daripada zat cair???


inilah penjelasan ilmiah nya...

Sebagian orang mungkin berpendapat pertanyaan ini remeh sekali, padahal jawabannya sama penting dengan perkara hidup dan mati...hehehe
Jika es tidak mengapung di air, mungkin kita tidak akan pernah ada disini untuk membahasnya...hiiiy... gak kebayang...
Mari kita pelajari yang akan terjadi jika es tenggelam (mencair dalam air).

Pada masa prasejarah, ketika cuaca cukup dingin untuk membekukan permukaan sebuah danau, kolam, atau sungai, es akan langsung tenggelam ke dasar. Lalu ketika cuaca menghangat, kehangatan itu mungkin tidak berhasil melelehkan semuanya karena es tersebut ter-isolasi oleh air yang berada di atasnya. Musim dingin berikutnya akan menambah satu lapis es lagi hingga ke dasar, dan begitu seterusnya.


Dalam waktu tidak terlalu lama, kecuali di daerah khatulistiwa yang airnya tidak pernah membeku, sebagian besar air di bumi akan menjadi padat dari bawah sampai atas, dan musim panas pun tidak akan cukup untuk melelehkan semuanya. Makhluk laut primitif yang merupakan nenek moyang kita mungkin tidak akan pernah berpeluang untuk berkembang. Dengan demikian relatif tidak akan ada kehidupan.
Terapungnya zat padat pada zat cair, adalah fenomena yang mungkin biasa saja bagi kita, namun dibalik semua ini, kita tidak menyadari bahwa ini adalah suatu fenomena yang luar biasa. Ketika zat cair membeku, maka wujudnya lebih padat, lebih berat dari zat cair sebelumnya, tentu saja dengan volume yang sama, hal ini terjadi karena dalam wujud padat, molekul-molekul berkumpul lebih rapat dibanding molekul-molekul dalam wujud cair, maka wajarlah wujud padat akan lebih berat daripada wujud cair.
Alasan air memiliki perilaku melawan arus terletak pada cara unik molekul-molekul air ketika saling berhubungan dengan sesama mereka dalam sebongkah es. Mereka saling terhubung melalui jembatan yang dinamakan Hidrogen. Air dengan berat tertentu menempati ruang sekitar 9% lebih besar ketika berwujud es dibanding ketika ia berwujud cair.
Air menjadi lebih padat hanya sampai titik tertentu. Ketika air didinginkan hingga 4 derajat celcius, air mulai melawan arus dan menjadi tidak begitu padat. Pada saat inilah jembatan Hidrogen baru saja dimulai. Akhirnya, pada temperatur nol derajat celcius, air membeku menjadi es, dan kerapatannya tiba-tiba jatuh ke harga paling rendah. Itu sebabnya es mengapung pada suhu di air pada suhu berapapun.
Kenyataan bahwa air mempunyai kerapatan maksimum pada 4 derajat celcius memiliki konsekuensi lebih lanjut yang bermakna bagi makhluk hidup. Ketika lapisan es terbentuk di permukaan danau, seluruh air dalam danau berada pada temperatur 4 derajat celcius. Berapapun suhu udara di sekitar, air yang dapat menjadi lebih dingin akan tetap berada di lapisan paling atas (karena lebih ringan), dan ikan di bawah lapisan es tidak akan merasakan yang lebih dingin dari itu, apalagi sampai membeku. Itulah alasan mengapa kelebihan-kelebihan pada air ini berjasa sekali dalam mempertahankan kehidupan muka bumi ini...
Namun, akan sebaliknya yang terjadi jika wacana tentang Global Warming benar-benar akan terjadi... Air mungkin akan menjadi suatu hal yang sangat menakutkan...
Hanya kita yang tahu apa yang seharusnya kita lakukan saat ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti itu... jika tidak sekarang juga??? Kapan lagi ya??? Mengenai Global Warming, Insya Allah akan kita bahas lagi nanti... Masih banyak hal-hal yang menakjubkan di muka bumi ini...Subhanallah...
posted by Aniceu @ 13.11  
1 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Sains atau Linguistik? Atau keduanya?
About Me

Name: Aniceu
Home: Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: Hanya Aku, dan Allah yang tahu...
See my complete profile
Previous Post
Archives
Mix

Counter Powered by  RedCounter

Links

BLOGGER